Selamat datang di artikel blog iki.or.id – Undang-Undang Kewarganegaraan No. 12 Tahun 2006 mengatur batasan kewarganegaraan ganda yang terbatas bagi anak-anak. Dalam undang undang kewarganegaraan, anak berkewarganegaraan ganda, yang dibedakan berdasarkan asal kelahiran dan perkawinan orang tuanya, diberikan kesempatan untuk memiliki dua kewarganegaraan secara bersamaan secara terbatas.
Namun Undang Undang Kewarganegaraan, status kewarganegaraan ganda ini memiliki batas waktu. Ketika anak mencapai usia 18 tahun atau menikah, status kewarganegaraan ganda akan berakhir. Hal ini diatur dalam Pasal 6 Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 yang mewajibkan anak berkewarganegaraan ganda untuk memilih salah satu kewarganegaraannya setelah mencapai usia 18 tahun atau menikah.
Dalam artikel ini, kami akan membahas asas kewarganegaraan ganda terbatas, kriteria anak berkewarganegaraan ganda, proses pendaftaran, peran affidavit, pernyataan memilih kewarganegaraan, konsekuensi tidak memilih kewarganegaraan, penyelesaian sertifikat ABG, peran orang tua dan wali, serta pentingnya memahami regulasi kewarganegaraan. Semoga artikel ini dapat memberikan pemahaman yang jelas dan bermanfaat mengenai kewarganegaraan ganda yang terbatas berdasarkan Undang-Undang No. 12 Tahun 2006.
Asas Undang Undang Kewarganegaraan Ganda Terbatas

Undang Undang Kewarganegaraan terbatas adalah asas yang menentukan kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Anak berkewarganegaraan ganda termasuk dalam kategori anak yang lahir dari perkawinan yang sah antara orang tua dengan kewarganegaraan yang berbeda, baik itu ayah atau ibu Warga Negara Indonesia (WNI) dan Warga Negara Asing (WNA). Anak-anak dalam kategori ini diberikan kesempatan untuk memiliki dua kewarganegaraan secara terbatas hingga usia 18 tahun atau sebelum menikah.
Asas Kewarganegaraan Ganda Terbatas
Asas Undang Undang Kewarganegaraan ganda terbatas adalah prinsip yang digunakan untuk menentukan status kewarganegaraan ganda bagi anak-anak yang lahir dari perkawinan antara ayah atau ibu Warga Negara Indonesia (WNI) dan Warga Negara Asing (WNA). Anak-anak dalam kategori ini diberikan kesempatan untuk memiliki dua kewarganegaraan secara terbatas hingga usia 18 tahun atau sebelum menikah.
Dengan asas Undang Undang Kewarganegaraan ganda terbatas ini, pemerintah memberikan ruang hukum bagi anak-anak dengan Undang Undang Kewarganegaraan kewarganegaraan ganda untuk memilih salah satu kewarganegaraan setelah mencapai usia 18 tahun atau menikah. Hal ini bertujuan untuk memastikan pemilihan kewarganegaraan yang jelas dan menghindari masalah hukum yang mungkin timbul. Dalam hal ini, pemerintah memberikan kesempatan kepada anak berkewarganegaraan ganda untuk mempertahankan hubungan dengan kedua negara yang memilikinya, namun Undang Undang Kewarganegaraan dengan batasan tertentu.
Asal Kelahiran | Perkawinan Orang Tua | Batasan Kewarganegaraan Ganda | |
---|---|---|---|
Asas Kewarganegaraan Ganda Terbatas | Perkawinan antara ayah atau ibu WNI dan WNA | Memiliki dua kewarganegaraan secara terbatas hingga usia 18 tahun atau sebelum menikah |
Kriteria Anak Berkewarganegaraan Ganda

Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 mengatur beberapa kriteria untuk anak berkewarganegaraan ganda:
- Anak tersebut lahir dari perkawinan yang sah antara orang tua dengan Undang Undang Kewarganegaraan kewarganegaraan yang berbeda. Perkawinan ini dapat terjadi antara ayah Warga Negara Indonesia (WNI) dengan ibu Warga Negara Asing (WNA), atau ayah WNA dengan ibu WNI.
- Anak memiliki dua kewarganegaraan, yaitu kewarganegaraan Republik Indonesia dan kewarganegaraan asing.
- Anak berusia di bawah 18 tahun atau belum menikah.
- Anak telah dinyatakan dan tercatat sebagai anak berkewarganegaraan ganda melalui proses pendaftaran yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan.
Menurut Undang-Undang No. 12 Tahun 2006, anak berkewarganegaraan ganda yang memenuhi kriteria ini diberikan kesempatan untuk memiliki dua kewarganegaraan secara terbatas sebelum mencapai usia 18 tahun atau menikah. Namun Undang Undang Kewarganegaraan, setelah mencapai usia 18 tahun atau menikah, anak harus menyampaikan pernyataan memilih salah satu kewarganegaraannya dan mengakhiri status kewarganegaraan ganda.
Berikut adalah contoh tabel yang menunjukkan kriteria anak berkewarganegaraan ganda menurut Undang-Undang No. 12 Tahun 2006:
Kriteria Anak Berkewarganegaraan Ganda |
---|
Anak lahir dari perkawinan antara ayah WNI dan ibu WNA |
Anak lahir dari perkawinan antara ayah WNA dan ibu WNI |
Anak memiliki dua kewarganegaraan, yaitu WNI dan kewarganegaraan asing |
Anak berusia di bawah 18 tahun atau belum menikah |
Anak telah dinyatakan dan tercatat sebagai anak berkewarganegaraan ganda melalui proses pendaftaran yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan |
Proses Pendaftaran Anak Berkewarganegaraan Ganda
Pendaftaran anak berkewarganegaraan ganda merupakan langkah penting yang harus dilakukan oleh orang tua atau wali anak. Proses pendaftaran dapat dilakukan di dalam maupun di luar wilayah Indonesia. Untuk pendaftaran di dalam wilayah Indonesia, orang tua atau wali anak harus mengajukan permohonan kepada Kepala Kantor Imigrasi. Sedangkan untuk pendaftaran di luar wilayah Indonesia, permohonan dapat diajukan kepada Kepala Perwakilan Republik Indonesia atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk oleh Menteri.

Untuk melengkapi proses pendaftaran, terdapat beberapa dokumen persyaratan yang harus dilampirkan. Dokumen-dokumen tersebut antara lain:
- Akta kelahiran anak
- Akta perkawinan atau buku nikah orang tua
- Paspor kebangsaan asing ayah atau ibu Warga Negara Asing (WNA)
- Paspor Republik Indonesia ayah atau ibu Warga Negara Indonesia (WNI)
- Dokumen tambahan yang sesuai dengan status anak dan perkawinan orang tuanya
Pastikan semua dokumen persyaratan telah lengkap dan sah saat mengajukan pendaftaran. Dengan melengkapi proses pendaftaran anak berkewarganegaraan ganda, anak akan mendapatkan status yang jelas dan terdaftar secara resmi sebagai anak berkewarganegaraan ganda.
Dokumen Persyaratan | Proses Pendaftaran |
---|---|
Akta kelahiran anak | Memperoleh akta kelahiran anak dari instansi yang berwenang |
Akta perkawinan atau buku nikah orang tua | Mengajukan salinan akta perkawinan atau buku nikah orang tua ke Kepala Kantor Imigrasi atau Kepala Perwakilan Republik Indonesia atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk |
Paspor kebangsaan asing ayah atau ibu WNA | Mengajukan salinan paspor kebangsaan asing ayah atau ibu ke Kepala Kantor Imigrasi atau Kepala Perwakilan Republik Indonesia atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk |
Paspor Republik Indonesia ayah atau ibu WNI | Mengajukan salinan paspor Republik Indonesia ayah atau ibu ke Kepala Kantor Imigrasi atau Kepala Perwakilan Republik Indonesia atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk |
Dokumen tambahan yang sesuai dengan status anak dan perkawinan orang tuanya | Mengajukan dokumen tambahan yang sesuai dengan status anak dan perkawinan orang tuanya ke Kepala Kantor Imigrasi atau Kepala Perwakilan Republik Indonesia atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk |
Peranan Affidavit dalam Kewarganegaraan Ganda
Affidavit merupakan surat keimigrasian yang memiliki peranan penting dalam kewarganegaraan ganda. Surat ini ditempelkan atau disatukan pada paspor asing anak berkewarganegaraan ganda dan memberikan fasilitas keimigrasian tertentu.
Dengan adanya affidavit, anak berkewarganegaraan ganda dapat memperoleh beberapa fasilitas, seperti pembebasan dari kewajiban memiliki visa dan izin tinggal. Selain itu, mereka juga diberikan tanda masuk atau tanda keluar yang diperlakukan seperti Warga Negara Indonesia (WNI).
Untuk mendapatkan affidavit, orang tua atau wali anak harus mengajukan permohonan kepada Kepala Kantor Imigrasi (di Wilayah Indonesia) atau kepada Kepala Perwakilan Republik Indonesia atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk (di luar Wilayah Indonesia). Dokumen yang perlu dilampirkan antara lain paspor kebangsaan asing anak, sertifikat pendaftaran anak berkewarganegaraan ganda, dan pasfoto terbaru anak.

Peranan Affidavit dalam Kewarganegaraan Ganda
Affidavit memiliki peranan penting dalam mengakomodasi kebutuhan anak berkewarganegaraan ganda dalam melakukan perjalanan ke luar negeri. Dengan Undang Undang Kewarganegaraan adanya affidavit, anak dapat melintasi batas negara dengan lebih mudah dan mendapatkan perlakuan yang setara dengan WNI.
Affidavit juga berperan dalam memfasilitasi adopsi kewarganegaraan. Dalam beberapa kasus, anak berkewarganegaraan ganda yang diadopsi oleh warga negara asing dapat menggunakan affidavit sebagai legalisasi status keimigrasian mereka.
Dengan begitu, peranan affidavit dalam kewarganegaraan ganda sangatlah penting untuk memastikan perlindungan hak-hak anak dan memudahkan proses administrasi keimigrasian.
No. | Peranan Affidavit dalam Kewarganegaraan Ganda |
---|---|
1 | Memberikan fasilitas keimigrasian kepada anak berkewarganegaraan ganda |
2 | Pembebasan dari kewajiban memiliki visa dan izin tinggal |
3 | Pemberian tanda masuk atau tanda keluar seperti WNI |
4 | Membantu proses adopsi kewarganegaraan |
5 | Memudahkan perjalanan anak berkewarganegaraan ganda ke luar negeri |
Penyampaian Pernyataan Memilih Kewarganegaraan
Anak berkewarganegaraan ganda wajib menyampaikan pernyataan untuk memilih salah satu kewarganegaraannya paling lambat 3 tahun setelah berusia 18 tahun atau menikah. Pernyataan ini merupakan proses penting dalam menentukan kewarganegaraan anak secara hukum.
Pernyataan memilih kewarganegaraan asing dapat diajukan kepada Kepala Kantor Imigrasi (di Wilayah Indonesia) atau kepada Kepala Perwakilan Republik Indonesia atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk (di luar Wilayah Indonesia). Untuk melengkapi permohonan, anak harus melampirkan dokumen persyaratan seperti paspor Indonesia, paspor asing, affidavit, dan Surat Keterangan Kewarganegaraan dari Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum.
Dalam pernyataan memilih kewarganegaraan, anak berkewarganegaraan ganda harus menjelaskan pilihan kewarganegaraannya yang akan diambil. Pilihan ini akan berdampak pada status kewarganegaraannya di masa depan, baik itu sebagai Warga Negara Indonesia atau Warga Negara Asing.
Persyaratan Pernyataan Memilih Kewarganegaraan:
- Paspor Indonesia
- Paspor asing
- Affidavit
- Surat Keterangan Kewarganegaraan dari Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum
No. | Dokumen Persyaratan |
---|---|
1 | Paspor Indonesia |
2 | Paspor asing |
3 | Affidavit |
4 | Surat Keterangan Kewarganegaraan dari Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum |
Konsekuensi Tidak Memilih Kewarganegaraan
Jika seorang anak berkewarganegaraan ganda tidak memilih salah satu kewarganegaraannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku, maka anak tersebut akan diperlakukan sebagai orang asing. Konsekuensi ini sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang mengatur kewarganegaraan di Indonesia. Meskipun anak tersebut lahir di Indonesia atau memiliki ikatan dan hubungan dengan Undang Undang Kewarganegaraan negara ini, jika tidak memilih kewarganegaraan, anak tersebut tidak akan dianggap sebagai warga negara Indonesia.
Sebagai orang asing, anak berkewarganegaraan ganda akan tunduk pada hukum dan peraturan yang berlaku bagi warga negara asing di Indonesia. Anak tersebut harus memperoleh izin tinggal sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Namun Undang Undang Kewarganegaraan, jika anak tersebut berada di Indonesia, masih ada kemungkinan untuk mendapatkan Izin Tinggal Tetap (ITAP) yang memungkinkan mereka untuk tinggal di Indonesia secara permanen. Tetapi, hal ini mungkin tergantung pada kebijakan imigrasi yang berlaku dan harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
Untuk menghindari konsekuensi negatif menjadi orang asing, sangat penting bagi anak berkewarganegaraan ganda untuk menyampaikan pernyataan memilih kewarganegaraan paling lambat 3 tahun setelah berusia 18 tahun atau menikah. Dengan menyampaikan pernyataan memilih kewarganegaraan, anak dapat memastikan status kewarganegaraannya dan mendapatkan perlindungan hukum yang sesuai. Orang tua dan wali juga memiliki peran penting dalam membantu anak memahami pentingnya memilih kewarganegaraan dan memastikan proses pernyataan memilih kewarganegaraan dilakukan dengan tepat waktu.
Konsekuensi Tidak Memilih Kewarganegaraan |
---|
Jika anak berkewarganegaraan ganda tidak memilih salah satu kewarganegaraannya, akan diperlakukan sebagai orang asing. |
Pengaturan Status Kewarganegaraan |
Anak harus mendapatkan izin tinggal sesuai dengan ketentuan yang berlaku bagi warga negara asing di Indonesia. |
Izin Tinggal Tetap (ITAP) |
Anak masih dapat memperoleh ITAP yang memungkinkan mereka untuk tinggal di Indonesia secara permanen, tergantung pada kebijakan imigrasi yang berlaku. |
Pernyataan Memilih Kewarganegaraan |
Anak berkewarganegaraan ganda wajib menyampaikan pernyataan memilih kewarganegaraan paling lambat 3 tahun setelah berusia 18 tahun atau menikah. |
Penyelesaian Sertifikat ABG
Setelah anak berkewarganegaraan ganda berhasil mendapatkan sertifikat Anak Berkewarganegaraan Ganda (ABG), jika masa berlaku paspor asing telah habis, anak harus membuat sertifikat ABG kembali. Masa berlaku sertifikat ABG mengikuti masa berlaku paspor asing dan tidak boleh melebihi 3 tahun setelah anak berusia 18 tahun.
Sertifikat ABG digunakan untuk mendapatkan Kartu Fasilitas Keimigrasian (Kartu Affidavit). Kartu Affidavit ini memberikan fasilitas keimigrasian kepada anak berkewarganegaraan ganda, seperti pembebasan dari kewajiban memiliki visa dan izin tinggal serta pemberian tanda masuk atau tanda keluar yang diperlakukan seperti Warga Negara Indonesia (WNI).
Proses penyelesaian sertifikat ABG dapat dilakukan dengan mengajukan permohonan kepada Kepala Kantor Imigrasi (di Wilayah Indonesia) atau kepada Kepala Perwakilan Republik Indonesia atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk (di luar Wilayah Indonesia). Dalam permohonan tersebut, anak harus melampirkan dokumen persyaratan seperti paspor asing yang masih berlaku, sertifikat pendaftaran anak berkewarganegaraan ganda, dan pasfoto terbaru anak.
Persyaratan Penyelesaian Sertifikat ABG:
- Paspor asing anak yang masih berlaku.
- Sertifikat pendaftaran anak berkewarganegaraan ganda.
- Pasfoto terbaru anak.
Persyaratan | Dokumen yang Diperlukan |
---|---|
Paspor asing anak yang masih berlaku | Salinan paspor asing yang masih berlaku |
Sertifikat pendaftaran anak berkewarganegaraan ganda | Salinan sertifikat pendaftaran anak berkewarganegaraan ganda |
Pasfoto terbaru anak | Pasfoto terbaru anak dengan latar belakang putih |
Peran Orang Tua dan Wali
Orang tua atau wali memiliki peran penting dalam pendaftaran anak berkewarganegaraan ganda. Mereka bertanggung jawab untuk mendaftarkan anak kepada Kepala Kantor Imigrasi (di Wilayah Indonesia) atau Kepala Perwakilan Republik Indonesia atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk (di luar Wilayah Indonesia). Mereka juga harus melampirkan semua dokumen persyaratan yang diperlukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pendaftaran anak berkewarganegaraan ganda membutuhkan kerjasama antara orang tua atau wali dengan pihak berwenang. Mereka harus memahami prosedur dan persyaratan yang harus dipenuhi agar pendaftaran dapat berjalan lancar. Orang tua atau wali juga harus memastikan bahwa semua dokumen yang diperlukan telah disiapkan dengan benar dan lengkap.
Peran orang tua atau wali tidak hanya sebatas pada proses pendaftaran saja. Mereka juga memiliki tanggung jawab untuk mengajarkan anak tentang pentingnya memilih salah satu kewarganegaraannya setelah mencapai usia 18 tahun atau menikah. Orang tua atau wali harus memberikan pemahaman kepada anak mengenai dampak dan konsekuensi dari tidak memilih kewarganegaraan, serta memberikan dukungan dan bimbingan dalam mengambil keputusan tersebut.
Peran Orang Tua:
- Mendaftarkan anak kepada pihak berwenang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
- Memastikan semua dokumen persyaratan telah dipenuhi dan disiapkan dengan benar.
- Mengajarkan anak tentang pentingnya memilih kewarganegaraan setelah mencapai usia 18 tahun atau menikah.
- Memberikan dukungan dan bimbingan kepada anak dalam mengambil keputusan mengenai kewarganegaraan.
Peran Wali:
- Membantu orang tua dalam proses pendaftaran anak berkewarganegaraan ganda.
- Memastikan semua dokumen persyaratan telah dipenuhi dan disiapkan dengan benar.
- Mendukung anak dalam memahami dampak dan konsekuensi dari tidak memilih kewarganegaraan.
- Memberikan bimbingan kepada anak dalam mengambil keputusan mengenai kewarganegaraan.
Table: Peran Orang Tua dan Wali
Peran Orang Tua | Peran Wali |
---|---|
Mendaftarkan anak kepada pihak berwenang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. | Membantu orang tua dalam proses pendaftaran anak berkewarganegaraan ganda. |
Memastikan semua dokumen persyaratan telah dipenuhi dan disiapkan dengan benar. | Memastikan semua dokumen persyaratan telah dipenuhi dan disiapkan dengan benar. |
Mengajarkan anak tentang pentingnya memilih kewarganegaraan setelah mencapai usia 18 tahun atau menikah. | Mendukung anak dalam memahami dampak dan konsekuensi dari tidak memilih kewarganegaraan. |
Memberikan dukungan dan bimbingan kepada anak dalam mengambil keputusan mengenai kewarganegaraan. | Memberikan bimbingan kepada anak dalam mengambil keputusan mengenai kewarganegaraan. |
Pentingnya Memahami Regulasi Kewarganegaraan
Regulasi kewarganegaraan, termasuk kewarganegaraan ganda, merupakan hal yang penting untuk dipahami oleh keluarga atau kerabat yang memiliki anak berkewarganegaraan ganda. Dalam konteks ini, memahami regulasi tersebut dapat membantu menghindari konsekuensi negatif yang mungkin timbul, seperti anak menjadi orang asing. Oleh karena itu, semua pihak harus peduli dan bertanggung jawab untuk menginformasikan dan mengikuti regulasi yang berlaku sesuai waktu dan ketentuan yang ditetapkan.
Regulasi kewarganegaraan ganda di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006. Undang-undang ini menyediakan batasan bagi anak berkewarganegaraan ganda dalam memiliki dua kewarganegaraan secara terbatas. Proses pendaftaran dan pernyataan memilih kewarganegaraan adalah langkah penting yang harus dilakukan oleh orang tua atau wali anak. Dalam hal anak tidak memilih salah satu kewarganegaraannya, anak tersebut akan diperlakukan sebagai orang asing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam menghadapi regulasi kewarganegaraan, orang tua atau wali anak juga perlu memahami prosedur pendaftaran yang tepat. Dokumen persyaratan yang diperlukan harus dilampirkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Selain itu, pemahaman mengenai konsekuensi tidak memilih kewarganegaraan juga sangat penting. Jika anak tidak memilih kewarganegaraannya, maka akan ada implikasi hukum yang harus diperhatikan, seperti anak tersebut diperlakukan sebagai orang asing dan tidak memperoleh keuntungan tertentu yang dapat diterima oleh Warga Negara Indonesia.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 mengatur tentang kewarganegaraan ganda di Indonesia. Anak berkewarganegaraan ganda memiliki batasan dalam memiliki dua kewarganegaraan secara terbatas. Proses pendaftaran dan pernyataan memilih kewarganegaraan penting untuk dilakukan oleh orang tua atau wali anak. Jika anak tidak memilih salah satu kewarganegaraannya, maka akan diperlakukan sebagai orang asing. Penting untuk memahami regulasi kewarganegaraan agar terhindar dari masalah atau konsekuensi negatif.